Mengenai Saya

Foto saya
Kesempurnaan itu hanya miik-Nya,sepanjang kita bisa meyakini dan mengartikan kesempurnaan itu dalam hati dan jiwa kita, itulah sebenarnya makna tertinggi kesempurnaan, kesempurnaan tidak lain adalah keikhlasan.

Contact Person

Jumat, Juli 24, 2009

Solek Pulau Derawan


Pulau Derawan sebagai Pulau Penyu yang terletak di Kabupaten Berau, Tanjung Redeb Provinsi Kalimantan Timur, menawarkan sejuta pesona bahari yang termasyhur di Provinsi Kalimantan Timur. Keindahan mata memandang akan jernihnya air laut dan pantai pasir putih serta gemerisik angin pantai yang segar siap memanjakan hati dan perasaan kita yang sedang kangen akan keindahan kuasa Ilahi.

Perjalanan ke Pulau Derawan bisa ditempuh dari Kota Samarinda atau dari Kota Balikpapan Kalimantan Timur. Jika kita memilih berangkat dari Kota Samarinda bisa naik pesawat Trigana Air atau Kalstar (kapasitas penumpang 40 -48 orang) dengan tujuan ke Berau, kurang lebih ditempuh dalam waktu satu jam dengan biaya yang diperlukan sebesar Rp700 ribu - Rp800 ribu. Jika kita memilih berangkat dari Kota Balikpapan, kita harus melalui perjalanan darat terlebih dahulu dari Samarinda menuju Balikpapan selama kurang lebih 2,5 jam dengan biaya sebesar Rp225 ribu - 300 ribu. Kali ini perjalananku bertitik tolak dari Kota Balikpapan. Sambil menikmati pemandangan alam pegunungan, pepohonan yang tinggi menjulang di kanan kiri jalan yang berliku di sepanjang bukit Soeharto sesekali bercanda dengan sang sopir yang kebetulan sudah agak akrab.

2,5 jam sudah perjalanan yang cukup panjang sudah kulalui dan sampailah di Bandara Sepinggan Balikpapan untuk meanjutkan perjalananku menuju Berau. Perjalanan dari Balikpapan ke Berau ditempuh dengan pesawat udara dengan dua pilihan Kalstar atau Batavia Air. Kita cukup merogoh kocek sekitar Rp700 ribu - Rp800 ribu tergantung keramaian penumpang. Kali ini aku memilih naik Kalstar. Perjalanan memerlukan waktu kurang lebih 30 -40 menit.

40 menit terasa cukup lama, apalagi cuaca agak mendung sehingga goncangan pesawat terasa sekali, sampailah saya di Kabupaten Berau. Sesampai di sana waktu sudah menjelang magrib, kuputuskan untuk menginap terlebih dahulu dan melanjutkn perjalanan dikeesokan harinya. Di Berau terdapat sebuah hotel yang cukup terkenal, yaitu Hotel Derawan Indah. Aku memutuskan menginap di hotel tersebut dan mengambil kamar deluxe dengan tarif sekitar Rp800 ribu - Rp1 juta.

Waktu menunjukkan jam 20.00 WITA, perut yang lapar mendorongku untuk keluar mencari makanan kecil dan minuman khas yang cukup terkenal di Berau (meskipun bukan minuman asli dari Berau) yaitu Saraba di pinggir Sungai Segah. Sambil melihat kerlip pantulan cahaya kota Berau pada Sungai Segah, terasa nikmat sambil menyantap makanan kecil dan Saraba. Tak terasa badan mulai kedinginan, kuputuskan untuk kembali ke hotel beristirahat.

Keesokan paginya, ku telepon teman penduduk asli Berau untuk mengantar dan menemaniku ke Pulau derawan. Perjalanan ke Pulau Derawan harus melalui Tanjung Batu terlebih dahulu yang ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 2-2,5 jam dengan biaya carter taksi sekitar Rp250 ribu - 350 ribu. Dari Tanjung Batu kami naik speed menuju Pulau Derawan selama kurang lebih 30 - 45 menit dengan biaya sekitar Rp400 ribu - Rp700 ribu sekai jalan.

Perjalanan menggunakan speed terasa seru sekali, sambil dihempas gelombang-gelombang kecil air laut, muka kami tersapu oleh percikan hempasan speed yang menerjang gelombang. Hujan pun turun membuat perjalanan ini semakin penuh perjuangan. Tak lama kemudian sampailah kami di dermaga pulau Derawan yang eksotis. Meskipun terasa panas, namun keindahan dan rasa penasaran untuk melihat lebih jauh Pulau Derawan menghilangkan panasnya mentari yang menyengat kulit kami.


Sambil merencanakan untuk menyelesaikan beberapa agenda wisata kami, kami booking Cottage Derawan Beach. Cottage tersebut menawarkan kamar yang cukup nyaman karena dilengkapi dengan AC dan terlihat bersih ruangannya serta menghadap langsung ke pantai. Biaya menginap sehari sekitar Rp750 ribu - Rp1 juta. Sambil menunggu matahari berjalan menuju tempat peraduannya di ufuk barat, kami beristirahat sejenak untuk menghilangkn rasa capek perjalanan yang agak panjang tadi.


Pantai Ala Pulau Penyu?
Waktu telah menunjukkan pukul 17.00 WITA, kami bergegas berjalan untuk menikmati keindahan pantai pasir putih yang membentang mengelilingi Pulau Derawan. Berjalan mengelilingi tempat penginapan yang langsung berbatasan dengan pantai sesekali bermain dengan pasir putih tempat penyu biasanya bertelur. Meskipun dikelilingi dengan laut, namun keunikan Pulau Derawan adalah airnya tawar, sehingga banyak penduduk yang bermukim di Pulau tersebut. Kami berdua merasa seperti makhluk kecil yang berada di tengah pulau terapung jika dilihat dari udara.


Pertengahan jalan kami menjumpai penduduk Pulau Derawan yang sedang bersantai-santai sambil sesekali melihat ketepian pantai. Ku coba mendekati, dan bertanya apa yang sedang dilakukannya. Ternyata dia sedang menunggu seekor penyu. Kami juga penasaran, ingin mengerti seperti apakah penyu khas dari Pulau Derawan. Perlu waktu sekitar 30 menit untuk menunggu kemunculan penyu tersebut, dan akhirnya apa yang ditunggu muncul juga. Untuk menambah kepuasan hati, kami meminta orang tersebut menangkap penyu yang sedang berenang. Dia menyanggupinya dan berusaha menangkap dengan susah payah dan akhirnya tertanggkap juga. Kami tidak meninggalkan momen tersebut untuk berfoto-foto bersama sang penyu. setelah puas kami melanjutkan perjalanan menuju dermaga untuk melihat matahari terbenam.

Sunset ala Pulau Derawan?

Sesampainya di dermaga yang menjorok ke tengah laut, terlihat sangat indah dan terasa sangat segar dengan pemandangan pulau derawan berkalungkan pasir putih serta keelokan matahari membenamkan diri diufuk barat. Rona kemerahan terlihat semburat di langit setia menemani cahaya matahari yang mulai redup menandakan hari akan berganti gelap. Perlahan dan pasti keindahan cahaya matahari mulai tertutup dengan awan-awan kecil sambil mengantar sang mentari kembali ke peraduannya. Kami tak berhenti terheran-heran melihat keindahan Kuasa Ilahi. Ternyata di Pulau terpencil ini masih menyisakan pemandangan yang sangat agung dan elok.

Kerapu Saos Tiram?
Malam mulai menggerayang, kami memutuskan kembali kepenginapan. Merasakan segarnya air tawar Pulau Derawan sambil menunggu hidangan makan malam disajikan. Kami memesan kerapu goreng dan kerapu saos tiram yang dihidangkan di pinggir pantai. Selesai mandi, hidangan sudah disiapkan. Kami bergegas menyantapnya, sungguh lezat terlebih lagi makan di tepian panti sambil melihat bintang malam dan sepoinya angin pantai. Sambil menikmati hidangan sesekali kami bergumam andai kami tinggal di sini.......Hidangan yang tak terlupakan...sungguh nikmat


Snorekling atau Wisata Kapal Kaca?
Keesokan harinya, sekitar jam 08.00 WITA kami memutuskan untuk snorekling dengan dipandu oleh guide yang profesional, dengan terlebih dahulu kami harus menyewa pakaian selam dan alat snorekling sekitar Rp50 ribu - Rp100 ribu untuk sepuasnya. Sebelum melakukan snorekling kami dibriefing terlebih dahulu tentang teknik dan keselamatannya. Tak sabar rasanya hati ini untuk segera menikmati wisata menyelam dipermukaan ini. Begitu semua peralatan kami pakai, kami siap untuk melakukan snorekling. Kuasa Ilahi.... betapa indahnya pemandangan dibawah laut sana. Air yang jernih membuat kami tidak menemukan hambatan untuk menikmati ikan kecil warna-warni berenang mendekati kami, terumbu karang yang menari-nari, dan sekumpulan cumi-cumi yang sangat indah. Berbagai jenis karang, berbagai jenis ikan, berbagai jenis biota laut memikat hati kami untuk berlama-lama menikmatinya. Sesekali kami menggapai ikan-ikan dan berdiri di atas terumbu karang yang sangat indah. Tiga jam kami melakukan snorekling ternyata tak terasa dan merasa masih sangat kurang puas., namun kami sudah mulai kedinginan dan akhirnya kami memutuskan untuk mengakhiri petualangan tersebut.



Bagi yang tidak dapat melakukan snorekling (tidak bisa berenang), wisata kapal kaca bisa menjadi laternatifnya. Meskipun tak seindah ketika kami bisa melihat dan menyentuh secara langsung ikan dan biota laut yang ada di bawah air, namun wisata kapal kaca juga sangat menyenangkan. Kita bisa melihat ikan dan biota laut lainnya dari dasar kapal yang terbuat dari kaca dengan cukup jelas.


Oleh-Oleh Khas Derawan?
Setelah kami selesai melakukan snorekling dan wisata kapal kaca, menjelang sore kami berjalan-jalan menyusuri pulau Derawan. Perjalanan diperlukan waktu kurang lebih 45 menit - 1 jam untuk mengelilingi derawan, sambil berkeliling kami mencari souvenir khas Derawan yaitu gelang dari kulit penyu, kerang yang sudah diolah sedemikian cantiknya atau penyu yang sudah diawetkan. Untuk gelang dari kulit penyu dihargai sekitar Rp15 ribu - 25 ribu, kerang sekitar Rp75 ribu - 150 ribu dan penyu yang diawetkan sekitar Rp200 ribu. Selain bermaksud mencari souvenir, kami juga berusaha mencari tempat penyu bertelur di dalam pasir. Biasanya tempat penyu bertelur diberi tanda berupa batang kayu yang ditancapkan. Namun 45 menit sudah kami lalui tidak juga ditemukan telur penyu tersebut. Kami belum beruntung.

Dua hari belum cukup rasanya, namun kami harus melakukan aktivitas lainnya lagi. see u next time derawan...

3 komentar:

Unknown mengatakan...

bapak aku kerja d hotel itu..
he's the manager..
dah 3 tahun, belom pernah aku maen ksana.. pengin!

Unknown mengatakan...

Indah sekali kyknya..jd pengen bulan madu kesana. ternyata banyak tempat di indonesia yang membanggakan ya.

Radiolarian mengatakan...

berapa banyak kepulauan yg bisa kita explore disana? apakah ada option lain selain nginap di cottage yg seharga 1 jt tsb..

oh ya nanya satu lagi, pas kembali ke berau dari tg.batu apakah selalu ada taksi yg standby disana dan harga pasaran sekali jalan berapa?

thx ya om ditunggu infonya (mau kesana neh he3)