Mengenai Saya

Foto saya
Kesempurnaan itu hanya miik-Nya,sepanjang kita bisa meyakini dan mengartikan kesempurnaan itu dalam hati dan jiwa kita, itulah sebenarnya makna tertinggi kesempurnaan, kesempurnaan tidak lain adalah keikhlasan.

Contact Person

Jumat, Juli 24, 2009

Solek Pulau Derawan


Pulau Derawan sebagai Pulau Penyu yang terletak di Kabupaten Berau, Tanjung Redeb Provinsi Kalimantan Timur, menawarkan sejuta pesona bahari yang termasyhur di Provinsi Kalimantan Timur. Keindahan mata memandang akan jernihnya air laut dan pantai pasir putih serta gemerisik angin pantai yang segar siap memanjakan hati dan perasaan kita yang sedang kangen akan keindahan kuasa Ilahi.

Perjalanan ke Pulau Derawan bisa ditempuh dari Kota Samarinda atau dari Kota Balikpapan Kalimantan Timur. Jika kita memilih berangkat dari Kota Samarinda bisa naik pesawat Trigana Air atau Kalstar (kapasitas penumpang 40 -48 orang) dengan tujuan ke Berau, kurang lebih ditempuh dalam waktu satu jam dengan biaya yang diperlukan sebesar Rp700 ribu - Rp800 ribu. Jika kita memilih berangkat dari Kota Balikpapan, kita harus melalui perjalanan darat terlebih dahulu dari Samarinda menuju Balikpapan selama kurang lebih 2,5 jam dengan biaya sebesar Rp225 ribu - 300 ribu. Kali ini perjalananku bertitik tolak dari Kota Balikpapan. Sambil menikmati pemandangan alam pegunungan, pepohonan yang tinggi menjulang di kanan kiri jalan yang berliku di sepanjang bukit Soeharto sesekali bercanda dengan sang sopir yang kebetulan sudah agak akrab.

2,5 jam sudah perjalanan yang cukup panjang sudah kulalui dan sampailah di Bandara Sepinggan Balikpapan untuk meanjutkan perjalananku menuju Berau. Perjalanan dari Balikpapan ke Berau ditempuh dengan pesawat udara dengan dua pilihan Kalstar atau Batavia Air. Kita cukup merogoh kocek sekitar Rp700 ribu - Rp800 ribu tergantung keramaian penumpang. Kali ini aku memilih naik Kalstar. Perjalanan memerlukan waktu kurang lebih 30 -40 menit.

40 menit terasa cukup lama, apalagi cuaca agak mendung sehingga goncangan pesawat terasa sekali, sampailah saya di Kabupaten Berau. Sesampai di sana waktu sudah menjelang magrib, kuputuskan untuk menginap terlebih dahulu dan melanjutkn perjalanan dikeesokan harinya. Di Berau terdapat sebuah hotel yang cukup terkenal, yaitu Hotel Derawan Indah. Aku memutuskan menginap di hotel tersebut dan mengambil kamar deluxe dengan tarif sekitar Rp800 ribu - Rp1 juta.

Waktu menunjukkan jam 20.00 WITA, perut yang lapar mendorongku untuk keluar mencari makanan kecil dan minuman khas yang cukup terkenal di Berau (meskipun bukan minuman asli dari Berau) yaitu Saraba di pinggir Sungai Segah. Sambil melihat kerlip pantulan cahaya kota Berau pada Sungai Segah, terasa nikmat sambil menyantap makanan kecil dan Saraba. Tak terasa badan mulai kedinginan, kuputuskan untuk kembali ke hotel beristirahat.

Keesokan paginya, ku telepon teman penduduk asli Berau untuk mengantar dan menemaniku ke Pulau derawan. Perjalanan ke Pulau Derawan harus melalui Tanjung Batu terlebih dahulu yang ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 2-2,5 jam dengan biaya carter taksi sekitar Rp250 ribu - 350 ribu. Dari Tanjung Batu kami naik speed menuju Pulau Derawan selama kurang lebih 30 - 45 menit dengan biaya sekitar Rp400 ribu - Rp700 ribu sekai jalan.

Perjalanan menggunakan speed terasa seru sekali, sambil dihempas gelombang-gelombang kecil air laut, muka kami tersapu oleh percikan hempasan speed yang menerjang gelombang. Hujan pun turun membuat perjalanan ini semakin penuh perjuangan. Tak lama kemudian sampailah kami di dermaga pulau Derawan yang eksotis. Meskipun terasa panas, namun keindahan dan rasa penasaran untuk melihat lebih jauh Pulau Derawan menghilangkan panasnya mentari yang menyengat kulit kami.


Sambil merencanakan untuk menyelesaikan beberapa agenda wisata kami, kami booking Cottage Derawan Beach. Cottage tersebut menawarkan kamar yang cukup nyaman karena dilengkapi dengan AC dan terlihat bersih ruangannya serta menghadap langsung ke pantai. Biaya menginap sehari sekitar Rp750 ribu - Rp1 juta. Sambil menunggu matahari berjalan menuju tempat peraduannya di ufuk barat, kami beristirahat sejenak untuk menghilangkn rasa capek perjalanan yang agak panjang tadi.


Pantai Ala Pulau Penyu?
Waktu telah menunjukkan pukul 17.00 WITA, kami bergegas berjalan untuk menikmati keindahan pantai pasir putih yang membentang mengelilingi Pulau Derawan. Berjalan mengelilingi tempat penginapan yang langsung berbatasan dengan pantai sesekali bermain dengan pasir putih tempat penyu biasanya bertelur. Meskipun dikelilingi dengan laut, namun keunikan Pulau Derawan adalah airnya tawar, sehingga banyak penduduk yang bermukim di Pulau tersebut. Kami berdua merasa seperti makhluk kecil yang berada di tengah pulau terapung jika dilihat dari udara.


Pertengahan jalan kami menjumpai penduduk Pulau Derawan yang sedang bersantai-santai sambil sesekali melihat ketepian pantai. Ku coba mendekati, dan bertanya apa yang sedang dilakukannya. Ternyata dia sedang menunggu seekor penyu. Kami juga penasaran, ingin mengerti seperti apakah penyu khas dari Pulau Derawan. Perlu waktu sekitar 30 menit untuk menunggu kemunculan penyu tersebut, dan akhirnya apa yang ditunggu muncul juga. Untuk menambah kepuasan hati, kami meminta orang tersebut menangkap penyu yang sedang berenang. Dia menyanggupinya dan berusaha menangkap dengan susah payah dan akhirnya tertanggkap juga. Kami tidak meninggalkan momen tersebut untuk berfoto-foto bersama sang penyu. setelah puas kami melanjutkan perjalanan menuju dermaga untuk melihat matahari terbenam.

Sunset ala Pulau Derawan?

Sesampainya di dermaga yang menjorok ke tengah laut, terlihat sangat indah dan terasa sangat segar dengan pemandangan pulau derawan berkalungkan pasir putih serta keelokan matahari membenamkan diri diufuk barat. Rona kemerahan terlihat semburat di langit setia menemani cahaya matahari yang mulai redup menandakan hari akan berganti gelap. Perlahan dan pasti keindahan cahaya matahari mulai tertutup dengan awan-awan kecil sambil mengantar sang mentari kembali ke peraduannya. Kami tak berhenti terheran-heran melihat keindahan Kuasa Ilahi. Ternyata di Pulau terpencil ini masih menyisakan pemandangan yang sangat agung dan elok.

Kerapu Saos Tiram?
Malam mulai menggerayang, kami memutuskan kembali kepenginapan. Merasakan segarnya air tawar Pulau Derawan sambil menunggu hidangan makan malam disajikan. Kami memesan kerapu goreng dan kerapu saos tiram yang dihidangkan di pinggir pantai. Selesai mandi, hidangan sudah disiapkan. Kami bergegas menyantapnya, sungguh lezat terlebih lagi makan di tepian panti sambil melihat bintang malam dan sepoinya angin pantai. Sambil menikmati hidangan sesekali kami bergumam andai kami tinggal di sini.......Hidangan yang tak terlupakan...sungguh nikmat


Snorekling atau Wisata Kapal Kaca?
Keesokan harinya, sekitar jam 08.00 WITA kami memutuskan untuk snorekling dengan dipandu oleh guide yang profesional, dengan terlebih dahulu kami harus menyewa pakaian selam dan alat snorekling sekitar Rp50 ribu - Rp100 ribu untuk sepuasnya. Sebelum melakukan snorekling kami dibriefing terlebih dahulu tentang teknik dan keselamatannya. Tak sabar rasanya hati ini untuk segera menikmati wisata menyelam dipermukaan ini. Begitu semua peralatan kami pakai, kami siap untuk melakukan snorekling. Kuasa Ilahi.... betapa indahnya pemandangan dibawah laut sana. Air yang jernih membuat kami tidak menemukan hambatan untuk menikmati ikan kecil warna-warni berenang mendekati kami, terumbu karang yang menari-nari, dan sekumpulan cumi-cumi yang sangat indah. Berbagai jenis karang, berbagai jenis ikan, berbagai jenis biota laut memikat hati kami untuk berlama-lama menikmatinya. Sesekali kami menggapai ikan-ikan dan berdiri di atas terumbu karang yang sangat indah. Tiga jam kami melakukan snorekling ternyata tak terasa dan merasa masih sangat kurang puas., namun kami sudah mulai kedinginan dan akhirnya kami memutuskan untuk mengakhiri petualangan tersebut.



Bagi yang tidak dapat melakukan snorekling (tidak bisa berenang), wisata kapal kaca bisa menjadi laternatifnya. Meskipun tak seindah ketika kami bisa melihat dan menyentuh secara langsung ikan dan biota laut yang ada di bawah air, namun wisata kapal kaca juga sangat menyenangkan. Kita bisa melihat ikan dan biota laut lainnya dari dasar kapal yang terbuat dari kaca dengan cukup jelas.


Oleh-Oleh Khas Derawan?
Setelah kami selesai melakukan snorekling dan wisata kapal kaca, menjelang sore kami berjalan-jalan menyusuri pulau Derawan. Perjalanan diperlukan waktu kurang lebih 45 menit - 1 jam untuk mengelilingi derawan, sambil berkeliling kami mencari souvenir khas Derawan yaitu gelang dari kulit penyu, kerang yang sudah diolah sedemikian cantiknya atau penyu yang sudah diawetkan. Untuk gelang dari kulit penyu dihargai sekitar Rp15 ribu - 25 ribu, kerang sekitar Rp75 ribu - 150 ribu dan penyu yang diawetkan sekitar Rp200 ribu. Selain bermaksud mencari souvenir, kami juga berusaha mencari tempat penyu bertelur di dalam pasir. Biasanya tempat penyu bertelur diberi tanda berupa batang kayu yang ditancapkan. Namun 45 menit sudah kami lalui tidak juga ditemukan telur penyu tersebut. Kami belum beruntung.

Dua hari belum cukup rasanya, namun kami harus melakukan aktivitas lainnya lagi. see u next time derawan...

Manajemen Sakit Hati


Hampir setiap insan pernah mengalami sakit hati dalam hidup dan kehidupannya, baik dalam hubungan keluarga, pertemanan,hubungan profesionalisme pekerjaan, dan hubungan kemasyarakatan. Ibarat sebuah perasaan yang selalu melekat pada sifat alamiah manusia berupa sedih dan gembira, sakit hati merupakan sebuah kewajaran dalam hidup manusia. Hal ini tidak terlepas dari peranan dan peran serta manusia sebagai makhluk sosial yang selalu behubungan dengan orang lain.


Munculnya perasaan sakit hati bisa berasal dari masalah sepele hingga masalah yang besar, seperti berawal dari perbedaan pendapat atau pandangan, adanya konflik, iri hati akan prestasi orang lain, dengki akan kekayaan orang lain dan perbedaan kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Bila perasaan tersebut dipendam dalam hati terlalu lama, maka bisa menjadi tidak sehat hati itu. Pemiliknya bisa menjadi stres dan jauh dari keceriaaan. Lebih jauh lagi, hal itu bisa menjauhkan manusia dari Rabb-Nya.

Bagaimana manajemen sakit hati, agar tidak membuahkan dosa dan azab-Nya? Allah dan Rasul-Nya telah mengajarkan kiat-kiat tersendiri yang dapat menjadi penawar bila diamalkan dengan kesungguhan hati.Apakah itu?

Muhasabah (Koreksi Diri)
Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnya kita melihat diri kita sendiri. Bisa jadi kita merasa tersakiti oleh saudara atau teman kita padahal ia tak bermaksud menyakiti. Coba bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara atau teman kita sampai bersikap demikian, jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan. Diri kita merupakan cermin perilaku untuk melangkah lebih lanjut. Berkacalah pada diri kita sebelum kita menilai orang lain.


Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki, dan ambisi

Iri, dengki, dan ambisi adalah beberapa celah yang menjadi pintu bagi syetan untuk memasuki hati manusia. Ambisi yang berlebihan, dapat membuat seseorang buta dan tuli terhadap jalan kebenaran. Jika tidak dilandasi dengan iman, sesorang yang ambisius cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan ambisinya.
Demikian pula sifat iri dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat materi, kehormatan, dan pujian. Manusia tak akan pernah bisa tenang bila dalam hatinya ada sifat ini. Manusia juga tidak akan pernah merasa puas dan bersyukur, karena selalu merasa kurang. Ia selalu memandang keatas, seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan atas dirinya.

Rasulullah bersabda, "Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang, yaitu orang yang diberi harta oleh Allah kemudian memenangkannya atas kerakusannya dijalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya, dan mengajarkannya" (HR. Al Bukhari).


Menjauhkan diri dari sifat amarah dan keras hati

Bila marah telah timbul dalam hati manusia, terkala manusia bertindak diluar kendali emosi jiwa dan akal pikiran sehatnya. Jika hati dan akal pikiran sudah dikuasai amarah maka yang ada hanya nafsu. Syetan akan semakin leluasa melancarkan serangan, lalu mempermainkan diri manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa Iblis pernah berkata,"jika manusia keras hati, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola".

Rasulullah telah mengajarkan jika kita sedang marah dalm keadaan berdiri maka duduklah, jika masih marah maka berbaringlah, jika masih marah berwudlulah dan jika masih marah maka sholatlah niscaya hilang amarahmu.


Menumbuhkan sifat pemaaf

"Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (Al Qur'an surat Al A'raf:199).

Allah Sang Khaliq saja Maha Pemaaf terhadap hamba-Nya. Tak peduli sebesar gunung dan seluas samudera kesalahan seorang hamba, jika ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepantasnya sombong dan menyombongkan diri dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. Kalau perlu, maafkanlah orang lain sebelum ia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan terasa lebih tenang.

Rasulullah SAW bersabda," Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik" (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).


Husnudhan (Berprasangka Baik)

Allah SWT berfirman," Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesunguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya (QS. Al Hujurat:12).


Menumbuhkan sikap ikhlas dan bersyukur

Ikhlas dan syukur adalah kata yang ringan untuk diucapkan,tetapi cukup berat untuk diamalkan. Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya karena Allah. Ia tak memiliki pamrih yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan kenikmatan maka ia bersyukur,bila Allah mengujinya dengan kesusahan pun, ia bersabar. Ia selalu percaya bahwa Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Orang yang ikhlas akan lebih mudah memanage kalbunya untuk selalu menyerahkan segalanya kepada Alah. Hanya kepada-Nyalah ia menggantungkan harapan.


Sumber; Majalah Nikah

Selasa, Juli 21, 2009

Jalan Yang Ditempuh Para Rasul Dalam Menanamkan Aqidah


Para rasul Allah Subhanahu Wata'ala menyuruh umatnya supaya mengarahkan pandangan mereka ke kerajaan langit dan bumi, menggerakkan akal pikiran mereka supaya suka merenungkan dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah, fitrahnya dibangunkan agar jiwanya dapat menerima tanaman dengan perasaan teguh lagi cocok dalam beragama serta mengajak mereka merasakan suatu alam lain yang ada di balik alam semesta yang dapat dilihat ini.

Rasulullah SAW dapat mengubah umat yang asal mulanya sebagai penyembah berhala dan patung, umat yang dahulunya melakukan syirik dan kufur menjadi umat yang beraqidah tauhid, mengesakan Tuhan Seru Sekalian Alam. Hati mereka dipompa dengan keimanan dan keyakinan. Sementara itu Rasulullah SAW dapat pula membentuk sahabat-sahabatnya menjadi pemimpin-pemimpin yang harus diikuti dalam hal perbaikan akal budi dan akhlak, bahkan menjadi pembimbing-pembimbing kebaikan dan keutamaan. Bahkan lebih dari itu lagi, karena Rasulullah SAW telah membentuk generasi dari umatnya sebagai suatu bangsa yang menjadi mulia, dengan adanya keimanan dalam dada mereka dan berpegang teguh pada hak dan kebenaran.

Allah Subhanahu Wata'ala membuat kesaksian sendiri pada generasi itu bahwa mereka itu benar-benar memperoleh ketinggian dan keistimewaan yang khusus, sebagaimana firmanNya dalam surat Ali Imran ayat 110, "...Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kebaikan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah".

Diceritakan bahwa Haritsah berjalan melalui tempat Rasulullah SAW, lalu beliau SAW bertanya dengan sabdanya:

" Bagaimanakah engkau berpagi-pagi begini, hai Haritsah? Haritsah menjawab: Saya sebagai seorang mukmin yang sungguh-sungguh".
Rasulullah SAW bersabda lagi, " Pikirkanlah baik-baik apa yang kau katakan itu, sebab segala sesuatu itu pasti ada kenyataannya. Maka dari itu, apakah kenyataan keimananmu?"
Haritsah menjawab, " Jiwaku tidak memperhatikan lagi keduniaan. Waktu malam saya berjaga dan waktu siangnya saya haus (artinya malam bangun shalat dan siang berpuasa)".
Seolah-olah saya melihat 'arasy Tuhanku yang tampak jelas. Seolah-olah saya melihat para ahli surga saling ziarah-menziarahi dan seolah-olah saya melihat para ahli neraka sama berteriak-teriak di dalamnya".
Rasulullah SAW lalu bersabda," Engkau sudah benar-benar mengerti itu, hai Haritsah. Kalau begitu tetapilah". (Riwayat Thabrani).

Edited by Rangga, Sayid Sabiq, Aqidah Islam.

Rumah Adalah Nikmat



Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam Surat An Nahl ayat 80 " Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumahmu-rumahmu sebagai tempat tinggal"
(Chapter 01)

Ibnu Katsir Rahimahullah berkata : " Allah Subhanahu Wata'ala menyebutkan kesempurnaan nikmat-Nya atas hambaNya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan tempat tinggal mereka. Mereka kembali kepadanya, berlindung dan memanfaatkannya dengan berbagai macam manfaat" (Tafsir Ibnu Katsir, cet. Daarusy Sya'bi, 4/509).
Banyak sekali kegunaan rumah bagi seseorang. Ia adalah tempat makan, tidur, istirahat dan berkumpul bersama keluarga, isteri dan anak-anak, juga tempat melakukan kegiatan yang paling pribadi dari masing-masing anggota keluarga. Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 33," Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dulu".
Jika kita renungkan keadaan orang-orang yang tidak memiliki rumah yakni orang-orang yang hidup di pengasingan, di emper-emper jalan serta para pengungsi yang terusir di perkemahan-perkemahan sementara, niscaya kita memahami benar nikmatnya ada di rumah.
Ketika Allah menyiksa orang-orang Yahudi Bani Nadhir, Allah mengambil dari mereka nikmat rumah ini, Allah mengusir mereka dari kampung halaman mereka sebagaimana firman Allah, "Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung pada saat usiran pertama kali". Kemudian firmanNya dalam surat Al Hasyr ayat 2, " Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan".

Yang mendorong seorang muslim memperhatikan ishlah (perbaikan) rumahnya
  1. Menjaga diri dan keluarga dari api neraka Jahannam dan selamat dari siksa yang menyala-nyala. Allah berfirman dalam surat At Tahrim ayat 6, " Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
  2. Besarnya tanggung jawab yang dibebankan terhadap pemimpin rumah di hadapan Allah pada hari perhitungan. Rasulullah SAW bersabda, " sesungguhnya Allah Ta'ala akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota keluarganya" (hadis hasan, diriwayatkan oleh Nasa'i dalam Isratun Nisaa', hadis no. 292 dan Ibnu Hibban dari Anas dalam Shahihul Jami', no. 1775; As Silsilah ash Shahihah no. 1636).
  3. Rumah adalah tempat menjaga diri dan keselamatan dari berbagai kejahatan dan menolak dari bahaya manusia lain. Rumah adalah tempat perlindungan ketika terjadi fitnah. Rasulullah SAW bersabda, ' beruntunglah orang yang menguasai lisannya dan lapang rumahnya serta menangis atas kesalahannya" (hadis hasan, diriwayatkan oleh Thabrani dalam Aj Mu'jamul Ausath dari Tsauban dan terdapat dalam Shahihul Jami', no 3824). Dan bersabda, " Lima hal yang barang siapa mengerjakan salah satu daripadanya maka ia akan mendapat jaminan dari Allah, yaitu orang yang menjenguk orang sakit, orang yang pergi berperang, atau orang yang masuk kepada pemimpinnya dengan maksud menegurnya atau mengingatkannya, atau ia duduk di rumahnya sehingga orang-0rang selamat dari (gangguan)nya dan ia selamat dari (gangguan) mereka " (hadis riwayat Ahmad (5/241)). "Keselamatan seseorang dalam fitnah yaitu ia senantiasa mendiami rumahnya" (hadis hasan, diriwayatkan oleh Ad Dailami dalam Musnadul Firdaus dari Abu Musa;terdapat dalam Shahihul Jami' no. 3543, dan lafazh dalam sunan oleh Ibnu Abi' Ashim, no. 1021. Dalam tahrij ia mengatakan: " Hadis ini shahih."). Orang muslim akan merasakan faedah ini ketika ia dalam keadaan terasing, saat ia tidak bisa mengubah kemungkaran-kemungkaran yang ada, maka dia memiliki tempat berlindung ketika kembali kerumahnya. Rumah itu akan menjaga dirinya dari perbuatan dan pandangan yang dilarang, menjaga isterinya dari tabarruj (pamer kecantikan dan hiasan) serta menjaga anak-anaknya dari teman-teman yang jahat. (next to Chapter 02).
Edited by rangga, sumber 40 Nashiihatun li Ishlaahil Buyuut, Muhammad Shaleh Al Munajjid, Darul Wathan, Riyadh, 1411 H.